Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bahaya Guru Mengabaikan Peserta Didiknya di Kelas

Bahaya Guru Mengabaikan Peserta Didiknya di Kelas


Sebagai guru kita tentunya setiap harinya akan bertemu dengan banyak anak didik di kelas. Banyak interaksi yang terjalin antara guru dan anak didiknya baik ketika pembelajaran ataupun ketika di luar pembelajaran. Interaksi yang terjalin dengan baik antara guru dan anak didiknya membuat mereka lebih senang dan terbuka. Kecenderungan ini biasanya membuat peserta didik lebih mudah untuk bebas mengemukakan dan menyampaikan perasaan dan tanggapan mereka kepada gurunya dibandingkan guru yang mengabaikannya.

Tentunya sangat beruntung jika peserta didik mendapatkan sosok guru yang mempunyai kepribadian yang demikian. Namun, nyatanya tidak semua guru mampu mengenali dan memahami keadaaan perasaaan anak didiknya. Lebih parahnya justru ada guru yang malah mengabaikan anak didiknya, ketika mereka sedang membutuhkan perhatian dan bantuan.

   Kepekaan guru terhadap anak didiknya tentu sangat diharapkan oleh anak didiknya. Mereka tentu akan sangat senang ketika gurunya memperhatikan dan mempedulikannya. Ketika mereka merasa diperhatikan, berarti secara tidak langsung mereka diakui keberadaannya dan tidak merasa di abaikan. Anak didik tentu akan lebih terbuka dan tidak merasa tertekan ketika akan menyampaikan ide atau gagasan. Ada beberapa dampak yang akan dirasakan oleh anak didik ketika guru mengabaikan peserta didiknya. Berikut ini akan saya paparkan beberapa akibat yang ditimbulkan dengan kita mengabaikan anak didik kita.

1.       Anak merasa tidak dihargai keberadaannya

Kita tentu menyadari bahwa tipe anak yang ada di kelas itu beragam. Ada anak yang cenderung terbuka ada juga yang tertutup dalam mengungakapkan sesuatu. Ketika kita berhadapan dengan anak yang memiliki sifat ekstrovert tentu akan banyak hal-hal unik yang terjadi di dalamnya. Misalkan ada anak yang selama pembelajaran akan secara rutin aktif bertanya serta melontarkan kata-kata atau bahkan lelucon yang membuat isi satu ruangan sekelas suasananya menjadi lebih hidup. Oleh karena itu ketika ada anak didik kita yang berani bertanya atau menyampaikan sesuatu maka sebaiknya kita sebagai guru untuk memberikan kesempatan kepada mereka. Dengan memberikan kesempatan tersebut maka kita akan menjadi tahu apa isi hati yang ingin disampaiakn oleh anak didik kita.

Biasanya kita juga akan menemui anak didik yang bertanya sesuatu diluar konteks pembelajaran dan juga sesekali membuat keributan di kelas, maka kita sebagai guru juga tidak boleh mengabaikan begitu saja. Biarkan saja mereka berpendapat dan bertanya, namun jangan lupa anak tersebut juga diberikan nasihat dan himbauan untuk tidak mengulangi hal tersebut lagi. Kita jangan sampai pilah pilih atau membeda-bedakan diantara semua anak didik kita di kelas. Berikan perhatian yang sama rata dan tidak condong pada anak dengan kriteria tertentu saja. Misalkan guru akan lebih memprioritaskan anak yang pintar saja dan mengabaikan anak-anak yang memiliki daya serap yang rendah.

Begitu juga untuk anak yang memiliki kepribadian introvert maka kita juga harus memiliki inisiatif untuk mendekati dan menanyakan mengenai keadaan dan perasaannya mengingat anak introvert itu cenderung tertutup dan tidak suka menceritakan hal-hal yang mereka rasakan kepada orang disekitarnya.

 

2.       Anak didik menjadi kurang peduli pada gurunya.

              Seperti ungkapan siapa yang menanam kebaikan pasti akan berbuah kebaikan begitu pula sebaliknya. Hal ini juga akan berlaku terhadap hubungan antara guru dan anak didik. Ketika guru tidak mampu menjalin hubungan baik dengan anak didiknya tentu hal tersebut akan menjadi kendala bagi guru untuk dapat mengenal dan memahami masing-masing peserta didik yang memiliki karakteristik yang beragam. Ketika guru bersikap acuh tak acuh dan tidak mengindahkan segala perkataan dan perbuatan yang dilakukan anak didiknya, sudah pasti mereka akan kecewa dengan perlakuan tersebut.

Ketika anak didik melakukan sesuatu di kelas, pasti harapannya mereka ingin di hargai dan diakui. Saat guru bersikap tidak sesuai dengan harapannya, tentu hal tersebut akan membuat mereka menjadi tidak respect atau peduli lagi dengan gurunya. Mereka akan beranggapan bahwa ketika melakukan sesuatu percuma saja, karena guru tersebut biasa mengabaikannya. Sehingga tingkat kepercayaan peserta didik pada gurunya semakin memudar.

Kesimpulan:

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap guru hendaknya lebih peduli pada anak didiknya agar mereka lebih merasa dihargai dan tidak merasa diabaikan. Selain itu, guru nantinya dapat mengetahui kondisi kelasnya, apakah ada suatu masalah atau tidak. Buatlah lingkungan yang positif misalnya disaat mereka ingin berpendapat, menyampaikan sesuatu berikanlah kesempatan dan kebebasan kepada mereka. Dengarkan dan berikan apresiasi terhadap hal yang positif, jika ada yang keliru guru juga wajib mengingatkan dan memberikan contoh yang baik. Dengan menjalin hubungan yang baik dengan anak didik maka secara otomatis mereka akan lebih dekat dan percaya dengan gurunya.

Lebih berbahaya lagi jika guru mengabaikan sikap negatif yang dilakukan oleh salah satu anak didiknya. Jika guru saja tidak sampai tahu masalah yang ada di kelasnya, maka hal ini tentu dapat mengganggu peserta didik lainnnya. Sehingga peserta didik yang menjadi menjadi korban perilaku negatif tersebut menjadi tidak nyaman untuk belajar dan ada rasa enggan untuk berangkat sekolah. Hal ini biasanya oleh peserta didik yang memilliki sifat introvert dan baru diketahui setelah orang tuanya melapor kepada wali kelasnya.

 

Setiono, S.Pd., Gr.
Setiono, S.Pd., Gr. Seorang guru MI yang menyukai dunia blogging dan teknologi.

Post a Comment for "Bahaya Guru Mengabaikan Peserta Didiknya di Kelas"