Orang Tua Tidak Boleh Mengabaikan Perilaku Anak Yang Seperti Ini
Impian setiap orang tua tentu ingin melihat anak-anak mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik. Untuk mewujudkan harapan tersebut tentu bukan perkara yang mudah bagi orang tua. Ada beberapa hal yang menjadi penentu berhasil tidaknya kualitas diri anak. Berbagai faktor yang mempengaruhinya sifat dan karakter anak antara lain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, teman bermain dan tontonan.
Kita sebagai orang tua tentu mengharapkan anak dapat memiliki sisi yang
positif baik perilakunya maupun ucapannya. Kita tidak menginginkan anak kita
tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kepribadian buruk. Orang tua maupun guru
tentunya sudah semaksimal mungkin untuk selalu mengajarkan kepada anak tentang
cara bersikap dan berucap yang baik kepada yang lain.
Namun, kita harus menyadari bahwa tidak semua anak mau untuk mendengarkan wejangan atau nasihat yang diberikan oleh orang tua dan gurunya. Ketika anak tidak mengindahkan segala nasihatnya, maka biasanya ada beberapa tindakan anak yang menyimpang dari norma yang ada.
Ketika anak melakukan hal-hal yang tidak baik,
maka orang tua harus segera mengingatkan bukan malah mengabaikannya, karena hal
ini tentu akan membawa dampak yang baik bagi diri si anak dan juga keluarga.
Berikut ini beberapa perbuatan negatif yang biasa anak-anak lakukan. Simak penjelasan lengkap dari saya berikut ini:
Berkata kasar dan bernada tinggi
Orang tua tidak boleh membiarkan
kebiasaan ini. Ketika anak sudah berkata kasar dan bernada tinggi itu menjadi
tanda bahwa anak sedang menunjukkan emosi yang tinggi. Kata-kata kasar yang
keluar dari mulut itu menandakan bahwa ada sesuatu yang membuatnya marah, bisa
saja karena anak mengalami suatu kegagalan, di ejek atau ada hal lainnya yang
dapat membuatnya tidak nyaman. Kata-kata kasar yang keluar bisa saja anak
dapatkan ketika bergaul dengan kawan-kawannya ketika bermain.
Kata-kata kasar yang diucapkan tentu
bukan sesuatu yang baik, selain dapat menyulut permasalahan, hal ini juga tentu
dapat menyakiti hati dan perasaan bagi orang yang mengalaminya. Ketika anak
berkata dengan mengucapkan kata dengan nada yang tinggi juga menunjukkan bahwa
anak telah lupa akan aturan sopan santun/tata krama. Melihat hal ini, tentu orang tua harus segera
mengambil tindakan yaitu dengan memberikan pengertian dan nasihat kepada anak,
bahwa hal yang dilakukan itu merupakan sesuatu yang salah dan meminta anak
supaya tidak mengulangi hal serupa di kemudian hari. Ketika orang tua menjadi
role model bagi anaknya, cobalah orang tua untuk memberikan contoh hal-hal yang
perlu dilakukan dan yang tidak. Sampaikan hal tersebut dengan sabar dan tidak
membuatnya tersinggung.
Mengejek orang lain
Sebagai orang tua yang baik, kita
sudah seharusnya anak diberikan pengertian dan di ajarkan bahwa setiap orang
adalah unik, spesial, dan berbeda. Ketika anak diberikan pengertian mengenai hal
ini, diiharapkan anak-anak tidak secara semena-mena memperlakukan anak yang
memiliki kekurangan fisik, intelegensi atau yang lainnya. Orang tua harus
sedari dini mulai mengajarkan tentang menghargai perbedaan. Suatu kekurangan
pada orang lain, bukan menjadi suatu bahan ejekan atau bahan tertawaan, justru
kekurangan pada diri orang lain di jadikan bahan intropeksi bagi anak untuk
tidak melakukan kegiatan bullying pada anak yang memiliki keterbatasan.
Ketika menemui anak kita menjelekkan orang lain, cobalah kita untuk tanya balik saja ke anak dengan mengucapkan kalimat seperti ini “Apa yang kakak rasakan jika ada orang lain yang mengejek kakak dengan ucapan tadi? Pertanyaan itu bertujuan untuk membangun rasa empati dalam dirinya, agar ia menyadari bahwa di ejek itu merupakan hal yang tidak menyenangkan dan dapat menyakiti peraasaan orang lain.
Memotong pembicaraan orang lain
Pada suatu pembicaraan, kadang anak tiba-tiba memotong pembicaraan kita atau orang lain. Memotong pembicaraan orang lain merupakan tindakan yang tidak sopan, karena informasi yang akan disampaikan nantinya menjadi terpotong dan tidak dapat diterima secara utuh oleh orang lain. Ketika anak melakukan hal ini, beritahu anak untuk menunggu terlebih dahulu sampai kita atau orang lain selesai berbicara, baru ia boleh berbicara.
Anak-anak
kita harus di ajarkan betapa pentingnya menghargai orang yang sedang berbicara,
berikan contoh etika-etika yang harus diperhatikan ketika sedang ada yang
berbicara. Hal ini dilakukan agar anak-anak kita tahu adab menghormati orang
lain.
Anak berkata bohong
Berbohong merupakan suatu perbuatan
tidak terpuji. Namun, nyatanya anak-anak justru pernah berbohong baik kepada
orang tuanya ataupun teman sebayanya. Anak berbohong biasanya dikarenakan oleh
beberapa hal, misalnya karena mereka telah membuat suatu kesalahan dan ingin
menutupi dan menyembunyikan kesalahan tersebut di depan orang tuanya. Anak
berpandangan jika mereka berbuat suatu kesalahan pasti mereka akan dimarahi dan
mendapatkan suatu hukuman. Hal ini tentu lumrah, mengingat di dalam
kesehariannya tentu ia melihat realita yang demikian.
Orang tua dalam menyelesaikan suatu
permasalahan anaknya, tidak selamanya diselesaikan dengan suatu hukuman, namun
berilah suatu pengertian dan nasihat yang baik. Mintalah anak untuk selalu
menjunjung suatu kejujuran dimanapun ia berada, mintalah agar mereka tidak perlu
takut dan malu saat mengakui suatu kesalahan. Jujur itu lebih baik dibandingkan
harus berbohong, ketika anak terbiasa berbohong satu kali, maka itu akan
menjadi celah untuk mengulangi suatu kebohongan lainnya.
Misalnya pada suatu kasus, anak
bermain bola di depan rumahnya, namun ketika menendang ternyata bola tersebut
justru mengarah ke kaca jendela, akhirnya salah satu kaca di jendela tersebut
akhirnya pecah. Mengetahui hal tersebut orang tua tidak boleh langsung memarahi
anaknya tetapi cobalah katakan kalimat ini padanya. “Tidak apa-apa kalau
kacanya pecah karena kaka, nanti kita bisa bereskan bersama pecahan kaca
tersebut. Tetapi mama akan lebih senang ketika kamu bicara jujur apa adanya”. Dengan
memberikan kalimat seperti itu, diharapkan anak akan tahu betapa pentingnya
suatu kejujuran dan membuat orang disekelilingnya menjadi bangga akan
pengakuannya.
Mengambil milik orang lain tanpa ijin terlebih dahulu
Pernahkan anak mengambil barang milik
orang lain tanpa meminta ijin terlebih dahulu? Jika anak pernah melakukannya
maka perilaku ini jangan sampai menjadi kebiasaan. Orang tua atau guru dapat
menasehati anak agar tidak mengulangi perbuatan itu lagi, karena mengambil
barang tanpa ijin merupakan perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Anak yang
mengambil barang bukan haknya, secara otomatis akan melukai hati pemiliknya. Kita
tidak tahu mungkin barang tersebut merupakan barang kesukaannya atau barang
satu-satunya yang ia miliki.
Ketika kita menemui kasus seperti itu,
orang tua harus segera turun tangan mengatasi permasalahan tersebut yaitu
dengan cara meminta anak tersebut segera mengembalikan barang yang telah diambil
dan meminta maaf dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi. Orang
tua juga harus mengajarkan etika kepada anak terutama ketika akan meminjam
sesuatu barang maka harus ijin terlebih dahulu kepada pemiliknya.
Kesimpulan:
Tentu untuk mengatasi ini semua,
orang tua perlu bijak dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada di anak.
Penyelesaian masalah pada anak tidak selamanya dilakukan dengan cara kekerasan
dan ucapan yang merendahkan. Perlakuan seperti itu bukan membuat anak jera,
justru hal tersebut akan semakin membuat anak tertekan dan menjadi suatu
trauma. Bahkan memungkinkan anak dapat melakukan hal yang serupa ketika mereka
sudah berkeluarga dan memiliki anak.
Maka penting bagi orang tua untuk
selalu mengajarkan dan menanamkan sikap-sikap terpuji dalam kehidupan
sehari-harinya. Berilah apresiasi ketika mereka membuat suatu kebaikan,
berikanlah nasihat ketika mereka berbuat suatu kesalahan. Anak-anak tentu
sangat membutuhkan support dari kedua orang tuanya bukan justru memarihinya
tanpa suatu solusi.
Orang tua juga sebenarnya juga harus terbiasa merefleksikan diri sendiri, yaitu sesekali tanyakan dalam hati yang paling dalam pada diri sendiri, “Apakah tanpa saya sadari, saya juga melakukan hal ini sehingga ditiru oleh anak. Karena bagaimanapun juga, children see, children do
Post a Comment for "Orang Tua Tidak Boleh Mengabaikan Perilaku Anak Yang Seperti Ini"