Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Orang Tua Tidak Boleh Mengabaikan Perilaku Anak Yang Seperti Ini

 

Orang Tua Tidak Boleh Mengabaikan Perilaku Anak Yang Seperti Ini

    Impian setiap orang tua tentu ingin melihat anak-anak mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik. Untuk mewujudkan harapan tersebut tentu bukan perkara yang mudah bagi orang tua. Ada beberapa hal yang menjadi penentu berhasil tidaknya kualitas diri anak. Berbagai faktor yang mempengaruhinya sifat dan karakter anak antara lain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, teman bermain dan tontonan. 

    Kita sebagai orang tua tentu mengharapkan anak dapat memiliki sisi yang positif baik perilakunya maupun ucapannya. Kita tidak menginginkan anak kita tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kepribadian buruk. Orang tua maupun guru tentunya sudah semaksimal mungkin untuk selalu mengajarkan kepada anak tentang cara bersikap dan berucap yang baik kepada yang lain.

    Namun, kita harus menyadari bahwa tidak semua anak mau untuk mendengarkan wejangan atau nasihat yang diberikan oleh orang tua dan gurunya. Ketika anak tidak mengindahkan segala nasihatnya, maka biasanya ada beberapa tindakan anak yang menyimpang dari norma yang ada. 

    Ketika anak melakukan hal-hal yang tidak baik, maka orang tua harus segera mengingatkan bukan malah mengabaikannya, karena hal ini tentu akan membawa dampak yang baik bagi diri si anak dan juga keluarga. Berikut ini beberapa perbuatan negatif yang biasa anak-anak lakukan. Simak penjelasan lengkap dari saya berikut ini:

Berkata kasar dan bernada tinggi

    Orang tua tidak boleh membiarkan kebiasaan ini. Ketika anak sudah berkata kasar dan bernada tinggi itu menjadi tanda bahwa anak sedang menunjukkan emosi yang tinggi. Kata-kata kasar yang keluar dari mulut itu menandakan bahwa ada sesuatu yang membuatnya marah, bisa saja karena anak mengalami suatu kegagalan, di ejek atau ada hal lainnya yang dapat membuatnya tidak nyaman. Kata-kata kasar yang keluar bisa saja anak dapatkan ketika bergaul dengan kawan-kawannya ketika bermain.

    Kata-kata kasar yang diucapkan tentu bukan sesuatu yang baik, selain dapat menyulut permasalahan, hal ini juga tentu dapat menyakiti hati dan perasaan bagi orang yang mengalaminya. Ketika anak berkata dengan mengucapkan kata dengan nada yang tinggi juga menunjukkan bahwa anak telah lupa akan aturan sopan santun/tata krama.  Melihat hal ini, tentu orang tua harus segera mengambil tindakan yaitu dengan memberikan pengertian dan nasihat kepada anak, bahwa hal yang dilakukan itu merupakan sesuatu yang salah dan meminta anak supaya tidak mengulangi hal serupa di kemudian hari. Ketika orang tua menjadi role model bagi anaknya, cobalah orang tua untuk memberikan contoh hal-hal yang perlu dilakukan dan yang tidak. Sampaikan hal tersebut dengan sabar dan tidak membuatnya tersinggung.

Mengejek orang lain

    Sebagai orang tua yang baik, kita sudah seharusnya anak diberikan pengertian dan di ajarkan bahwa setiap orang adalah unik, spesial, dan berbeda. Ketika anak diberikan pengertian mengenai hal ini, diiharapkan anak-anak tidak secara semena-mena memperlakukan anak yang memiliki kekurangan fisik, intelegensi atau yang lainnya. Orang tua harus sedari dini mulai mengajarkan tentang menghargai perbedaan. Suatu kekurangan pada orang lain, bukan menjadi suatu bahan ejekan atau bahan tertawaan, justru kekurangan pada diri orang lain di jadikan bahan intropeksi bagi anak untuk tidak melakukan kegiatan bullying pada anak yang memiliki keterbatasan.

    Ketika menemui anak kita menjelekkan orang lain, cobalah kita untuk tanya balik saja ke anak dengan mengucapkan kalimat seperti ini “Apa yang kakak rasakan jika ada orang lain yang mengejek kakak dengan ucapan tadi? Pertanyaan itu bertujuan untuk membangun rasa empati dalam dirinya, agar ia menyadari bahwa di ejek itu merupakan hal yang tidak menyenangkan dan dapat menyakiti peraasaan orang lain.


Memotong pembicaraan orang lain

    Pada suatu pembicaraan, kadang anak tiba-tiba memotong pembicaraan kita atau orang lain. Memotong pembicaraan orang lain merupakan tindakan yang tidak sopan, karena informasi yang akan disampaikan nantinya menjadi terpotong dan tidak dapat diterima secara utuh oleh orang lain. Ketika anak melakukan hal ini, beritahu anak untuk menunggu terlebih dahulu sampai kita atau orang lain selesai berbicara, baru ia boleh berbicara. 

    Anak-anak kita harus di ajarkan betapa pentingnya menghargai orang yang sedang berbicara, berikan contoh etika-etika yang harus diperhatikan ketika sedang ada yang berbicara. Hal ini dilakukan agar anak-anak kita tahu adab menghormati orang lain.

 

Anak berkata bohong

    Berbohong merupakan suatu perbuatan tidak terpuji. Namun, nyatanya anak-anak justru pernah berbohong baik kepada orang tuanya ataupun teman sebayanya. Anak berbohong biasanya dikarenakan oleh beberapa hal, misalnya karena mereka telah membuat suatu kesalahan dan ingin menutupi dan menyembunyikan kesalahan tersebut di depan orang tuanya. Anak berpandangan jika mereka berbuat suatu kesalahan pasti mereka akan dimarahi dan mendapatkan suatu hukuman. Hal ini tentu lumrah, mengingat di dalam kesehariannya tentu ia melihat realita yang demikian.

    Orang tua dalam menyelesaikan suatu permasalahan anaknya, tidak selamanya diselesaikan dengan suatu hukuman, namun berilah suatu pengertian dan nasihat yang baik. Mintalah anak untuk selalu menjunjung suatu kejujuran dimanapun ia berada, mintalah agar mereka tidak perlu takut dan malu saat mengakui suatu kesalahan. Jujur itu lebih baik dibandingkan harus berbohong, ketika anak terbiasa berbohong satu kali, maka itu akan menjadi celah untuk mengulangi suatu kebohongan lainnya.

    Misalnya pada suatu kasus, anak bermain bola di depan rumahnya, namun ketika menendang ternyata bola tersebut justru mengarah ke kaca jendela, akhirnya salah satu kaca di jendela tersebut akhirnya pecah. Mengetahui hal tersebut orang tua tidak boleh langsung memarahi anaknya tetapi cobalah katakan kalimat ini padanya. “Tidak apa-apa kalau kacanya pecah karena kaka, nanti kita bisa bereskan bersama pecahan kaca tersebut. Tetapi mama akan lebih senang ketika kamu bicara jujur apa adanya”. Dengan memberikan kalimat seperti itu, diharapkan anak akan tahu betapa pentingnya suatu kejujuran dan membuat orang disekelilingnya menjadi bangga akan pengakuannya.

 

Mengambil milik orang lain tanpa ijin terlebih dahulu

    Pernahkan anak mengambil barang milik orang lain tanpa meminta ijin terlebih dahulu? Jika anak pernah melakukannya maka perilaku ini jangan sampai menjadi kebiasaan. Orang tua atau guru dapat menasehati anak agar tidak mengulangi perbuatan itu lagi, karena mengambil barang tanpa ijin merupakan perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Anak yang mengambil barang bukan haknya, secara otomatis akan melukai hati pemiliknya. Kita tidak tahu mungkin barang tersebut merupakan barang kesukaannya atau barang satu-satunya yang ia miliki.

    Ketika kita menemui kasus seperti itu, orang tua harus segera turun tangan mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan cara meminta anak tersebut segera mengembalikan barang yang telah diambil dan meminta maaf dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi. Orang tua juga harus mengajarkan etika kepada anak terutama ketika akan meminjam sesuatu barang maka harus ijin terlebih dahulu kepada pemiliknya.

 

Kesimpulan:

    Tentu untuk mengatasi ini semua, orang tua perlu bijak dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada di anak. Penyelesaian masalah pada anak tidak selamanya dilakukan dengan cara kekerasan dan ucapan yang merendahkan. Perlakuan seperti itu bukan membuat anak jera, justru hal tersebut akan semakin membuat anak tertekan dan menjadi suatu trauma. Bahkan memungkinkan anak dapat melakukan hal yang serupa ketika mereka sudah berkeluarga dan memiliki anak.

    Maka penting bagi orang tua untuk selalu mengajarkan dan menanamkan sikap-sikap terpuji dalam kehidupan sehari-harinya. Berilah apresiasi ketika mereka membuat suatu kebaikan, berikanlah nasihat ketika mereka berbuat suatu kesalahan. Anak-anak tentu sangat membutuhkan support dari kedua orang tuanya bukan justru memarihinya tanpa suatu solusi.

   Orang tua juga sebenarnya juga harus terbiasa merefleksikan diri sendiri, yaitu sesekali tanyakan dalam hati yang paling dalam pada diri sendiri, “Apakah tanpa saya sadari, saya juga melakukan hal ini sehingga ditiru oleh anak. Karena bagaimanapun juga, children see, children do


Setiono, S.Pd., Gr.
Setiono, S.Pd., Gr. Seorang guru MI yang menyukai dunia blogging dan teknologi.

Post a Comment for "Orang Tua Tidak Boleh Mengabaikan Perilaku Anak Yang Seperti Ini"