Jangan Pernah Membanding-Bandingkan Murid Dengan Yang Lainnya. Ojo Dibanding-Dibandingke
Dunia guru tentu
erat kaitannya dengan dunia anak. setiap harinya guru akan bertemu dengan murid-muridnya.
Terlebih jika guru tersebut mengajar di jenjang sekolah dasar, sudah tentu
intensitas pertemuan dengan anak menjadi semakin sering, berbeda dengan jenjang
pendidikan di atasnya seperti SMP atau SMA yang hanya 3 tahun. Mengingat hal
tersebut, seorang guru tentu akan mengenali secara mendalam masing-masing
muridnya mulai dari sifat, karakter, kemampuan akademisnya, kekurangan dan
kelebihannya.
Guru kadang
masih memadang sebelah mata ketika terdapat murid di kelasnya yang memiliki
kemampuan akademis yang kurang mumpuni. Indikator tersebut bisa saja terlihat
dari keaktifan anak di dalam kelas, hasil ulangan atau nilai rapot. Sikap skeptis
seorang guru terhadap anak yang memiliki nilai akademis yang rendah merupakan
sesuatu yang keliru. Jika guru bersikap seperti maka, guru harus segera mengubah
pandangan tersebut. Seorang guru seharusnya dapat memberikan perlakuan yang
sama kepada semua muridnya, tidak hanya mengunggulkan murid yang memiliki prestasi
akademik yang baik.
Jika guru
memahami ilmu tentang kecerdasan majemuk, maka guru harusnya sudah mengerti
bahwa setiap anak itu unik dan memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Guru tidak
boleh menyamaratakan kemampuan setiap anak, jika hal tersebut dilakukan berarti
guru telah melakukan tindakan yang keliru. Sebagai guru yang baik, harusnya
kita mampu mengenali setiap kemampuan dan bakat setiap anak. Setelah guru
mendeteksi bakat anak, maka guru dapat mengarahkan kemampuan anak tersebut ke program
yang dapat mengembangkan kemampuannya agar dapat berkembang lebih maksimal,
misalnya sekolah dapat mengadakan sejumlah ekstrakurikuler yang mampu
mengakomodir kemampuan anak.
Untuk mengakomodir
setiap kemampuan anak memang tidaklah mudah. Oleh karena itu, guru dan orang
tua harus saling bersinergi agar kemampuan anaknya dapat lebih terarah dan
kedepannya melalui kemampuannya itu anak dapat berprestasi. Setiap anak
terlahir dengan bakatnya masing-masing, tidak melulu tentang hal akademis saja.
Ada anak yang unggul di bidang olahraga, musik, visual spasial, logika
matematika atau bahasa. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk tidak mudah
menyepelekan muridnya khususnya anak yang nilai akademis yang rendah, karena
dibalik kekurangan anak di bidang akademis, ada bakat-bakat lain anak yang
belum tereksplor secara maksimal.
Melihat
kemampuan anak yang berbeda-beda, maka sudah seharusnya guru tidak perlu
membanding-bandingkan antara kemampuan masing-masing anak. Setiap anak lahir
dengan bakat bawaan yang berbeda-beda, maka biarkan mereka tumbuh dengan kemampuannya.
Sebagai guru, kita tidak lagi memandang kemampuan anak hanya dari nilai-nilai akademisnya
saja. Kebanyakan guru biasanya akan memberikan perhatian lebih, khususnya bagi
anak yang memiliki nilai akademis yang tinggi dan menganggap remeh bagi anak
yang memiliki nilai yang rendah.
Pandangan kuno
seperti ini harus segera di hilangkan, perlakuan berbeda kepada murid tentunya akan
menimbulkan rasa kecemburuan. Anak dalam hatinya akan bertanya-tanya, mengapa
dirinya diperlakukan berbeda oleh gurunya. Padahal setiap anak berhak
mendapatkan perlakuan yang sama baik dalam hal pembelajaran atau pengembangan
bakat yang dimiliki. Guru harus memandang keberagaman kemampuan dan bakat yang
ada di kelasnya menjadi sesuatu yang positif. Guru juga harus menyadari bahwa
tidak semua anak didiknya itu, ahli pada bidang yang sama, tetapi mereka tentu
punya ketertarikan yang berbeda-beda.
Tugas guru tinggal mengarahkan bakat mereka dengan memberikan wadah agar segala bakat yang anak miliki dapat tersalurkan. Misalkan, sekolah dapat membuat kegiatan ekstrakurikuler atau mendirikan suatu komunitas yang mampu menampung minat dan talenta murid-murid. Agar bakat tersebut dapat tersalurkan, guru juga dapat sesekali mengajak anak untuk ikut berkompetisi pada suatu lomba yang sesuai dengan minatnya.
Saya jadi teringat dengan salah satu lirik lagu ciptaan Abah
Lala yang berjudul “Ojo di Bandingke”. Yok, Kok ngene kok dibanding-bandingke,
saing-saingke yo mesti kalah”. Lirik tersebut sangat sesuai dengan artikel di
atas, yaitu jika kita membandingkan kemampuan anak yang sudah jelas berbeda,
maka salah satunya akan kalah (tidak menguasai).
Post a Comment for "Jangan Pernah Membanding-Bandingkan Murid Dengan Yang Lainnya. Ojo Dibanding-Dibandingke"