Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jangan Melabeli Anak dengan Sesuatu yang Negatif

 

Jangan Melabeli Anak dengan Sesuatu yang Negatif

    Melihat tumbuh kembang anak yang optimal merupakan harapan dan keinginan dari setiap orang tua. Tidak heran jika, orang tua selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Namun, kadang tidak semua anak dapat menunjukkan perilaku yang diharapkan orang tuanya. Di usia dini khususnya anak balita, mereka masih belum dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk. Hal ini mengingat pada usia balita, anak cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mengeksplorasi tentang segala hal yang ada disekitarnya. Ketika orang tua melihat anaknya dapat melakukan suatu aktivitas yang positif tentu kebanyakan orang tua akan merasa bangga dengan hal tersebut. Namun sebaliknya, di saat anak melakukan hal-hal yang tidak baik, tentu orang tua akan merasa cemas dan khawatir.

    Anak-anak di usia balita juga biasanya mereka cenderung tidak memikirkan mengenai dampak apa yang akan ditimbulkan dari aktivitas yang mereka lakukan. Oleh karena itu, orang tua diharapkan selalu mendampingi dan mengawasi setiap aktivitas anaknya agar tidak timbul hal-hal yang tidak diinginkan. Perilaku anak juga kadang menguji kesabaran orang tua dalam menghadapinya. Tidak heran, jika kita menemui ada beberapa kasus orang tua yang justru melakukan tindakan kekerasan baik fisik maupun psikis kepada anak-anaknya karena melakukan suatu kesalahan. Tindakan tersebut sebenarnya harus dihindari dan tidak diperbolehkan, meskipun tujuannya untuk suatu kebaikan.

    Segala hal yang dilakukan anak meski juga membuat anak naik pitam, namun nyatanya kelakuan anak tersebut selamanya tidak diartikan sebagai sesuatu kenakalan, tetapi merupakan suatu proses anak dalam mengenali dan mengeksplorasi tentang sesuatu. Oleh karena itu, selama anak tidak melakukan hal-hal yang membahayakan bagi dirinya dan oran lain, maka biarkan anak-anak kita untuk melakukan apapun yang dia inginkan. Berikut ini beberapa hal yang biasanya dilakukan oleh anak terkait dengan perkembangan usianya

Anak Selalu Banyak Bertanya

      Rasa ingin tahu yang tinggi membuat anak biasanya selalu menanyakan segala hal yang mereka lihat dan dengarkan.  Mengetahui keadaan yang seperti ini, tentu beberapa orang tua menganggap hal ini sebagai sesuatu yang mengesalkan. Anak biasanya akan secara terus menerus menanyakan mengenai hal yang menurutnya menarik dan unik. Jika ayah dan bunda mengalami hal yang serupa, tentu kita sebagai orang tua harus bijak dalam memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan anak. Saat memberikan jawaban orang tua harus menyampaikannya menggunakan bahasa yang sederhana agar ilmu tersebut mudah diterima dan dipahami oleh anak. Hal terpenting adalah orang tua sebisa mungkin harus memberikan jawaban yang sejujurnya dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

    Ketika ada pertanyaan anak yang sulit untuk kita jawab, maka kita dapat meminta waktu atau mengalihkan pertanyaan tersebut ke hal yang lain, sembari kita berusaha mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Ingat, kita jangan sampai memberikan jawaban yang sembarangan, meskipun anak tentu belum dapat memvalidasi apakah jawaban yang disampaikan oleh orang tuanya itu benar atau salah. Hal ini mengingat anak-anak di usia dini mudah dalam mengingat setiap informasi yang mereka terima.

    Kita jangan sampai mematahkan rasa ingin tahu si anak, misalkan dengan mengucapkan kata yang membuatnya merasa diabaikan rasa ingin tahunya. Misalkan mengucapkan kalimat “kok kamu cerewet ya, apa-apa tanya terus”, “sudah, jangan tanya-tanya terus”. Kita sebagai orang tua harus bersabar dalam menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh anak, agar mereka tidak lagi penasaran dengan hal-hal yang ingin mereka ketahui.

Anak Tidak Bisa Diam (Aktif Bergerak)

    Ketika anak sudah dapat berjalan, maka biasanya mereka akan terus berlarian dan enggan untuk diam. Anak akan aktif bergerak dan membuat orang tua repot untuk menjaganya. Orang tua tentu akan khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terutama ketika anak-anak berlari, misalnya anak terjatuh atau terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan. Ketika anak sudah bergerak aktif, maka orang tua harus sigap dan senantiasa mengawasinya. Hal ini penting mengingat anak akan terus mencari cara agar dirinya dapat terus bergerak, meskipun kita telah melarangnya.

    Orang tua yang bijak, tidak melabeli anaknya aktif bergerak atau tidak mau diam sebagai anak yang bandel. Justru kita harus menganggap ini sebagai sesuatu yang positif, mengingat di usia ini tentu anak memiliki cadangan energi yang besar. Salah satu cara untuk menyalurkan energi tersebut ialah dengan bergerak dan berlari. Selain itu, anak yang bergerak aktif juga dapat melatih motorik kasar anak agar dapat berkembang secara optimal. Orang tua sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir dengan hal ini, selama anak tidak melakukan hal yang dapat membahayakan dirinya sendiri. Biarkan dan percayakan anak untuk bergerak, jika terjadi sesuatu masalah pada anak, berikan nasihat dan pengertian supaya lebih berhati-hati. Ingat, jangan gunakan kekerasan ataupun ucapan yang mengintimidasi anak, mengingat anak masih dalam tahap belajar.

Sering Membuat Berantakan

    Aktivitas yang kadang membuat orang tua mengelus dada adalah ketika anak bermain. Hal ini dikarenakan disaat anak bermain ada beberapa hal yang terjadi mulai dari mainan dibanting, mainan dirusak atau mainan disebar sembarangan. Jika orang tua menemui hal seperti ini maka kita jangan langsung menyalahkan dan menunjukkan wajah tidak suka pada mereka. Kita harus tetap berpikir optimis dan jangan langsung melabeli anak sebagai anak yang nakal. 

    Kita harus menyadari bahwa anak mungkin sedang belajar mengenal tekstur, bentuk, warna, dan susunan. Maka tidak heran, jika anak melakukan hal yang tidak pernah kita duga, karena anak sedang mengenali dan memilih hal-hal yang menarik menurutnya. Oleh karena itu, orang tua harus jeli dalam memilih jenis mainan yang sesuai dengan minat anaknya.

    Selain memilih mainan yang sesuai dengan ketertarikan anak, orang tua juga harus memilih mainan yang dapat mengembangkan kemampuan pikir dan motorik anak. Jadi, orang tua tidak boleh sembarangan dalam memberikan mainan untuk anak-anaknya. Ketika anak sudah menunjukkan hal tidak suka dengan mainannya, misalnya ketika anak membanting mainannya maka orang tua harus memberikan pengertian bahwa mainan tersebut tidak boleh dibanting dan harus di jaga.

    Ketika anak merasa bosan dengan mainannya, biasanya anak akan menunjukkan rasa bosan itu dengan membuang atau melempar mainannya. Anak bosan bisa terjadi karena anak-anak hanya bermain sendiri atau tidak tahu bagaimana cara memainkannya. Oleh karena itu, disaat anak bermain, orang tua sebaiknya ikut mendampingi dan menjadi teman bermain si anak. Bermain bersama dengan anak juga membuat hubungan emosi dan sosial menjadi semakin erat.

    Anak belajar merupakan suatu hal yang baik, khususnya untuk anak usia dini. Mereka masih membutuhkan bantuan dan bimbingan untuk membedakan mana yang baik dan buruk. Kadang anak masih belum dapat mengontrol emosi dan tidak mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan dari perbuatannya. Orang tua harus menyadari dan lebih bersabar dalam menghadapi sikap anaknya seperti sering bertanya dan tidak mau diam. Rasa ingin tahu yang tinggi membuat anak selalu ingin mencoba hal yang baru dan meniru segala hal yang mereka lihat.

    Orang tua juga harus memberikan pengertian/nasihat ketika mereka melakukan kesalahan dan memberikan contoh yang benar. Orang tua jangan mudah memberikan label negatif pada anak, ketika mereka melakukan suatu hal yang tidak sesuai dengan harapan kita. Selalu utamakan kesabaran dan kelembutan dalam mendidik anak-anak kita dan menghindari tindak kekerasan dan kata-kata yang dapat menjatuhkan semangat anak dalam belajar.

Setiono, S.Pd., Gr.
Setiono, S.Pd., Gr. Seorang guru MI yang menyukai dunia blogging dan teknologi.

Post a Comment for "Jangan Melabeli Anak dengan Sesuatu yang Negatif"