Jangan Melabeli Anak dengan Sesuatu yang Negatif
Melihat tumbuh
kembang anak yang optimal merupakan harapan dan keinginan dari setiap orang
tua. Tidak heran jika, orang tua selalu memberikan yang terbaik bagi
anak-anaknya. Namun, kadang tidak semua anak dapat menunjukkan perilaku yang
diharapkan orang tuanya. Di usia dini khususnya anak balita, mereka masih belum
dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk. Hal ini mengingat pada usia
balita, anak cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mengeksplorasi
tentang segala hal yang ada disekitarnya. Ketika orang tua melihat anaknya
dapat melakukan suatu aktivitas yang positif tentu kebanyakan orang tua akan
merasa bangga dengan hal tersebut. Namun sebaliknya, di saat anak melakukan
hal-hal yang tidak baik, tentu orang tua akan merasa cemas dan khawatir.
Anak-anak di
usia balita juga biasanya mereka cenderung tidak memikirkan mengenai dampak apa
yang akan ditimbulkan dari aktivitas yang mereka lakukan. Oleh karena itu, orang
tua diharapkan selalu mendampingi dan mengawasi setiap aktivitas anaknya agar
tidak timbul hal-hal yang tidak diinginkan. Perilaku anak juga kadang menguji
kesabaran orang tua dalam menghadapinya. Tidak heran, jika kita menemui ada
beberapa kasus orang tua yang justru melakukan tindakan kekerasan baik fisik
maupun psikis kepada anak-anaknya karena melakukan suatu kesalahan. Tindakan
tersebut sebenarnya harus dihindari dan tidak diperbolehkan, meskipun tujuannya
untuk suatu kebaikan.
Segala hal yang
dilakukan anak meski juga membuat anak naik pitam, namun nyatanya kelakuan anak
tersebut selamanya tidak diartikan sebagai sesuatu kenakalan, tetapi merupakan
suatu proses anak dalam mengenali dan mengeksplorasi tentang sesuatu. Oleh
karena itu, selama anak tidak melakukan hal-hal yang membahayakan bagi dirinya
dan oran lain, maka biarkan anak-anak kita untuk melakukan apapun yang dia
inginkan. Berikut ini beberapa hal yang biasanya dilakukan oleh anak terkait dengan perkembangan usianya
Anak Selalu Banyak
Bertanya
Rasa ingin tahu
yang tinggi membuat anak biasanya selalu menanyakan segala hal yang mereka
lihat dan dengarkan. Mengetahui keadaan
yang seperti ini, tentu beberapa orang tua menganggap hal ini sebagai sesuatu
yang mengesalkan. Anak biasanya akan secara terus menerus menanyakan mengenai
hal yang menurutnya menarik dan unik. Jika ayah dan bunda mengalami hal yang
serupa, tentu kita sebagai orang tua harus bijak dalam memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan anak. Saat memberikan jawaban orang tua harus menyampaikannya
menggunakan bahasa yang sederhana agar ilmu tersebut mudah diterima dan
dipahami oleh anak. Hal terpenting adalah orang tua sebisa mungkin harus
memberikan jawaban yang sejujurnya dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
Ketika ada
pertanyaan anak yang sulit untuk kita jawab, maka kita dapat meminta waktu atau
mengalihkan pertanyaan tersebut ke hal yang lain, sembari kita berusaha mencari
jawaban atas pertanyaan tersebut. Ingat, kita jangan sampai memberikan jawaban
yang sembarangan, meskipun anak tentu belum dapat memvalidasi apakah jawaban
yang disampaikan oleh orang tuanya itu benar atau salah. Hal ini mengingat
anak-anak di usia dini mudah dalam mengingat setiap informasi yang mereka
terima.
Kita jangan sampai mematahkan rasa ingin tahu si anak, misalkan dengan mengucapkan kata yang membuatnya merasa diabaikan rasa ingin tahunya. Misalkan mengucapkan kalimat “kok kamu cerewet ya, apa-apa tanya terus”, “sudah, jangan tanya-tanya terus”. Kita sebagai orang tua harus bersabar dalam menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh anak, agar mereka tidak lagi penasaran dengan hal-hal yang ingin mereka ketahui.
Anak Tidak
Bisa Diam (Aktif Bergerak)
Ketika anak
sudah dapat berjalan, maka biasanya mereka akan terus berlarian dan enggan
untuk diam. Anak akan aktif bergerak dan membuat orang tua repot untuk
menjaganya. Orang tua tentu akan khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
terutama ketika anak-anak berlari, misalnya anak terjatuh atau terjadi
kecelakaan yang tidak diharapkan. Ketika anak sudah bergerak aktif, maka orang
tua harus sigap dan senantiasa mengawasinya. Hal ini penting mengingat anak
akan terus mencari cara agar dirinya dapat terus bergerak, meskipun kita telah
melarangnya.
Orang tua yang bijak, tidak melabeli anaknya aktif bergerak atau tidak mau diam sebagai anak yang bandel. Justru kita harus menganggap ini sebagai sesuatu yang positif, mengingat di usia ini tentu anak memiliki cadangan energi yang besar. Salah satu cara untuk menyalurkan energi tersebut ialah dengan bergerak dan berlari. Selain itu, anak yang bergerak aktif juga dapat melatih motorik kasar anak agar dapat berkembang secara optimal. Orang tua sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir dengan hal ini, selama anak tidak melakukan hal yang dapat membahayakan dirinya sendiri. Biarkan dan percayakan anak untuk bergerak, jika terjadi sesuatu masalah pada anak, berikan nasihat dan pengertian supaya lebih berhati-hati. Ingat, jangan gunakan kekerasan ataupun ucapan yang mengintimidasi anak, mengingat anak masih dalam tahap belajar.
Sering Membuat
Berantakan
Aktivitas yang kadang membuat orang tua mengelus dada adalah ketika anak bermain. Hal ini dikarenakan disaat anak bermain ada beberapa hal yang terjadi mulai dari mainan dibanting, mainan dirusak atau mainan disebar sembarangan. Jika orang tua menemui hal seperti ini maka kita jangan langsung menyalahkan dan menunjukkan wajah tidak suka pada mereka. Kita harus tetap berpikir optimis dan jangan langsung melabeli anak sebagai anak yang nakal.
Kita harus menyadari bahwa anak mungkin sedang
belajar mengenal tekstur, bentuk, warna, dan susunan. Maka tidak heran, jika
anak melakukan hal yang tidak pernah kita duga, karena anak sedang mengenali dan
memilih hal-hal yang menarik menurutnya. Oleh karena itu, orang tua harus jeli
dalam memilih jenis mainan yang sesuai dengan minat anaknya.
Selain memilih
mainan yang sesuai dengan ketertarikan anak, orang tua juga harus memilih mainan
yang dapat mengembangkan kemampuan pikir dan motorik anak. Jadi, orang tua
tidak boleh sembarangan dalam memberikan mainan untuk anak-anaknya. Ketika anak
sudah menunjukkan hal tidak suka dengan mainannya, misalnya ketika anak membanting
mainannya maka orang tua harus memberikan pengertian bahwa mainan tersebut
tidak boleh dibanting dan harus di jaga.
Ketika anak merasa
bosan dengan mainannya, biasanya anak akan menunjukkan rasa bosan itu dengan membuang
atau melempar mainannya. Anak bosan bisa terjadi karena anak-anak hanya bermain
sendiri atau tidak tahu bagaimana cara memainkannya. Oleh karena itu, disaat
anak bermain, orang tua sebaiknya ikut mendampingi dan menjadi teman bermain si
anak. Bermain bersama dengan anak juga membuat hubungan emosi dan sosial menjadi
semakin erat.
Anak belajar
merupakan suatu hal yang baik, khususnya untuk anak usia dini. Mereka masih
membutuhkan bantuan dan bimbingan untuk membedakan mana yang baik dan buruk.
Kadang anak masih belum dapat mengontrol emosi dan tidak mempertimbangkan
dampak yang ditimbulkan dari perbuatannya. Orang tua harus menyadari dan lebih
bersabar dalam menghadapi sikap anaknya seperti sering bertanya dan tidak mau
diam. Rasa ingin tahu yang tinggi membuat anak selalu ingin mencoba hal yang
baru dan meniru segala hal yang mereka lihat.
Orang tua juga
harus memberikan pengertian/nasihat ketika mereka melakukan kesalahan dan memberikan
contoh yang benar. Orang tua jangan mudah memberikan label negatif pada anak,
ketika mereka melakukan suatu hal yang tidak sesuai dengan harapan kita. Selalu
utamakan kesabaran dan kelembutan dalam mendidik anak-anak kita dan menghindari
tindak kekerasan dan kata-kata yang dapat menjatuhkan semangat anak dalam
belajar.
Post a Comment for "Jangan Melabeli Anak dengan Sesuatu yang Negatif"