Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sikap Guru Di Saat Ada Murid yang Tidak Memiliki Teman di Kelas

 

Sikap Guru Di Saat Ada Murid yang Tidak Memiliki Teman di Kelas

    Dunia sekolah merupakan masa yang sangat menyenangkan karena di dalamnya banyak memori yang tercipta. Sebagai seorang anak tentu akan sangat bahagia bila mereka bertemu dengan teman-temannya, karena mereka dapat belajar dan bermain bersama. Namun, kita sebagai guru juga mengetahui bahwa setiap anak pasti mempunyai keunikan dan karakter yang berbeda-beda. Kita tentu setiap harinya dapat melihat dan mengamati perilaku dan pergaulan dari masing-masing peserta didik, apalagi jika di kelas tersebut kita juga dipercaya menjadi wali kelas.

    Dari karakter anak tersebut, kita juga menjadi tahu siapa saja anak didik kita yang memiliki sikap introvert dan ekstrovert. Baca juga artikel saya terkait dengan cara jitu mengatasi anak introvert.Baca: Cara Atasi Anak Introvert Di suatu kelas pasti akan kita temui ada anak yang kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan juga teman-temannya. Tipe anak seperti ini biasanya mereka cenderung pasif, diam dan tidak mau bergabung dengan yang lainnya. Jika guru melihat fenomena yang seperti ini, tentu kita wajib mencari tahu apa yang menjadi penyebab sehingga anak tersebut bisa memiliki sikap seperti itu.

    Kita harus membantu mereka agar si anak bisa lebih terbuka dan setidaknya bisa bergaul dengan beberapa teman di kelasnya. Di khawatirkan jika si anak tidak memiliki teman di kelasnya, hal ini akan membuat anak semakin tertutup dan tertekan. Padahal di lingkungan sekolah, setiap harinya si anak akan selalu bertemu dengan guru dan teman-temannya. Tipe anak yang seperti ini membutuhkan perlakuan yang lebih khusus, mengingat mereka hanya akan mau merespon, jika ada yang memberikan stimulus terlebih dahulu.

    Bayangkan jika dalam satu kelas, tidak ada murid yang pernah mau mendekati dan bergaul dengan anak yang seperti ini, sungguh sangat miris melihatnya. Kita tentu dapat membayangkan bagaimana jika kita ada di posisi anak tersebut. Mari kita bantu anak tersebut agar mereka juga dapat menikmati masa-masa indah di sekolahnya. Untuk meminimalisir keadaan yang demikian berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru. Simak penjelasannya

1.       Ajaklah berbicara

        Untuk mengetahui penyebab dari masalah tersebut, maka guru dapat mengajak anak tersebut untuk berbicara. Dengan mengajak anak berbicara, kita dapat menggali informasi mengenai penyebab, anak tersebut sulit bergaul dan tidak mendapatkan teman. Mulailah dengan percakapan yang ringan dan tidak langsung memberikan pertanyaan yang membuat si anak enggan menjawab. Ciptakan percakapan yang menyenangkan, sehingga si anak dapat menjawab dengan santai tanpa paksaan.

        Melalui percakapan ini diiharapkan guru dapat memperoleh informasi terkait permasalahan tersebut, untuk kemudian ditindak lanjuti dan dicarikan solusi atas masalah tersebut. Guru juga dapat bekerja sama dengan guru yang berkompeten di bidangnya contohnya guru BK (bimbingan konseling) di sekolah tersebut. Sampaikan hasil temuan awal kita ke guru BK terkait dengan permasalahan anak dan mintalah untuk membantu mencarikan solusi dari masalah tersebut.

2.       Memberikan Pengertian Kepada Murid di Kelas

    Jika kita menemui ada salah satu murid kita yang kesulitan memiliki teman, maka kita sebagai guru harus memberikan pengertian kepada semua murid di kelas kita, bahwa semua ank yang di kelas ini harus berteman semuanya. Tidak boleh membiarkan salah satu teman yang ada di kelasnya untuk sendirian. Semua anak wajib berteman tanpa harus membedakan. Guru juga harus memberikan pengertian bahwa satu kelas harus saling menjaga kebersamaan dan kekompakan. Ini dilakukan agar mereka menyadari bahwa semua anak di kelas itu wajib mendapatkan perlakuan yang sama dan tidak ada diskriminasi dalam hal apapun.

3.       Rancanglah Kegiatan yang Melibatkan Banyak Anak

    Salah satu cara agar dapat menumbuhkan rasa kebersamaan di kelas ialah dengan cara membuat kegiatan pembelajaran yang dapat banyak anak. Misalkan guru dapat merencanakan sebuah pembelajaran yang di dalamnya terdapat diskusi kelompok dan kegiatan bersama. Guru dapat menyusun sebuah tugas kelompok, tugas proyek atau produk yang dapat dikerjakan oleh bersama-sama. Melalui kegiatan ini diharapkan anak yang memiliki masalah pergaulan tersebut dapat berbaur dan menyatu dengan anggota kelompok yang lain, sehingga secara perlahan dia mulai ikut untuk berkomunikasi dan berani dalam menyampaikan ide atau gagasan bersama dengan teman-temannya.

4.       Bicarakan dengan orang tua

    Setelah kita mengetahui ada masalah pada anak yang bersangkutan, selanjutnya kita dapat menghubungi atau meminta dari orang tuanya untuk datang ke sekolah agar masalah tersebut diketahui oleh orang tuanya.  Hal ini juga memberikan kesempatan bagi guru untuk menggali informasi lebih banyak terkait anak tersebut ketika berada di rumah, Apakah saat di rumah ia juga mengalami hal yang serupa seperti saat di sekolah atau tidak?  karena biasanya anak kadang enggan untuk menceritakan permasalahannya kepada orang tuanya, hal inilah yang membuat orang tua percaya bahwa anaknya di sekolahnya dalam kondisi baik-baik saja dan tidak memiliki masalah. Setelah memberitahu terkait permasalahan yang di alami, selanjutnya berikanlah pengertian dan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan yang dialami anaknya tersebut.

    Karena masalah ini bukan hanya menjadi tugas guru saja, tetapi orang tua juga harus ikut andil dalam perkembangan psikis dan emosional si anak. Apalagi jika melihat waktu, anak lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah dibandingkan sekolah, maka peran orang tua juga sangat menentukan bagi tumbuh kembang anaknya.

    Guru dan orang tua harus saling berkolaborasi dalam mendidik dan mengarahkan si anak, agar nantinya bukan hanya kaya ilmu pengetahuan, tetapi ia juga dapat menjadi pribadi yang mudah bergaul, pandai bersosialiasi, sehingga nantinya memiliki banyak relasi atau teman. Mengingat di zaman seperti ini, untuk bersaing tidaklah hanya cukup dengan kepintaran atau nilai akademis saja, tetapi juga dibutuhkan softskill yang mumpuni.


Setiono, S.Pd., Gr.
Setiono, S.Pd., Gr. Seorang guru MI yang menyukai dunia blogging dan teknologi.

Post a Comment for "Sikap Guru Di Saat Ada Murid yang Tidak Memiliki Teman di Kelas"