Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Lakukan 3 Hal Ini Agar Muridmu Betah Saat Belajar

 


Membuat anak betah di dalam kelas merupakan impian dari semua guru. Namun, untuk mewujudkan hal itu tentu bukan perkara yang mudah bagi guru. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan agar anak didik kita menjadi betah. Semua guru pasti pernah mengalami anak didiknya merasakan tidak betah, ketika sedang di ajar oleh kita, rasa tidak betah itu mungkin diakibatkan oleh beberapa faktor. Tentu faktor yang paling menentukan betah atau tidaknya anak didik tentu ada pada diri kita.

Beberapa faktor yang kemungkinan menjadi penyebab tidak betahnya anak saat belajar yaitu metode yang kurang bervariatif, tidak adanya penggunaan media atau alat peraga, kurangnya interaksi dengan peserta didik, atau banyaknya tugas yang diberikan oleh guru. Hal-hal yang demikian ini, kadang masih ditemukan ada beberapa guru yang belum peka terhadap permasalahan tersebut di saat mengajar, padahal betah tidaknya anak di saat pembelajaran sangat mudah kita ketahui melalui gesture dan gerak-gerik peserta didik.

Ketidakbetahan peserta didik juga biasanya ditunjukan dari perilakunya, misal anak tidak fokus mengikuti pembelajaran, mereka sibuk bermain sendiri, berbicara dengan temannya, sering izin ke WC dan kurang antusias terhadap penjelasan guru. Jika masalah ini terus berlanjut, tentu hal ini akan mengakibatkan dampak yang tidak baik bagi anak didik, terutama terkait dengan transfer ilmu yang kurang maksimal serta hasil belajar yang kurang memuaskan. Oleh karena itu, guru harus segera memperbaiki diri, mencari akar permasalahannya dan tentunya solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Berikut ini beberapa hal yang harus dilakukan agar, anak didik kita semakin betah di kelas yang kita ampu

1.       Ganti aturan menjadi kesepakatan bersama

Apakah kita masih ingat jika kita dahulu pernah mendapatkan hukuman, ketika kita masuk terlambat, tidak mengerjakan tugas PR/tugas atau tidak memperhatikan penjelasan guru? Tentu masih ingatkan, ketika kita melakukan beberapa pelanggaran tersebut, tentu kita akan mendapatkan hukuman dari guru. Hukumannya tentu bermacam-macam, ada guru yang menghukum dengan meminta kita untuk mengelilingi lapangan atau mungkin diminta untuk menuliskan kalimat “saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan ini lagi” sebanyak 100 kali. Tentu hal ini dilakukan oleh guru, agar anak didiknya bisa bersikap disiplin.

Iya sih, anak setelah mendapatkan hukuman tersebut, pasti nantinya tidak akan mengulagi lagi perbuatan tersebut tetapi hal ini membuat anak menjadi makin terpaksa. Padahal ada cara lan yang dapat kita lakukan untuk menanamkan sikap disiplin dengan cara yang positif yaitu melalui kesepakatan bersama. Sebelum memulai pembelajaran, ajaklah anak didik kita untuk berdiskusi tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada saat sebelum masuk ke kelas sampai dengan kegiatan pembelajaran berlangsung.

Melalui kesepakatan bersama ini diharapkan mereka dapat memahami hal-hal yang sudah disepakati dan tidak melanggar ketentuan yang sudah di sepakati. Selain itu, jangan lupa untuk membuat kesepakatan terkait konsekuensi yang harus mereka terima, ketika mereka melanggarnya. Ketika semua anak sudah memahami isi kesepakatan dan konsekuensinya di harapkan semua dapat berperilaku disiplin karena adanya kesadaran diri.

2.       Ajak Anak Untuk Belajar di Luar Kelas

Ketidakbetahan anak juga dapat diakibatkan karena proses kegiatan pembelajaran yang kurang bervariatif. pembelajaran yang hanya melalui metode ceramah, tentu hal ini akan menjadi sesuatu yang membosankan bagi peserta didik. Guru yang disepanjang pembelajaran hanya menjelaskan materi di depan kelas tanpa adanya interaksi dan diselipi kegiatan yang menyenangkan tentu hal ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengharapkan agar pembelajaran tersebut segera selesai. Hal seperti ini tentu akan membuat anak didik kita mencari cara untuk lepas dari kejenuhan tersebut yaitu dengan mengalihkan perhatian mereka ke hal-hal yang negatif.

Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan ini, guru dapat sesekali mengajak anak didik kita ke untuk belajar di luar kelas. Kegiatan belajar di luar kelas merupakan salah satu solusi agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Selain itu hal ini akan memberikan suasana yang baru, dimana anak akan belajar langsung di lokasi yang telah ditentukan. Guru dapat menentukan lokasi kegiatan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu beberapa hal, mengingat kegiatan belajar di luar seperti ini membutuhkan perencanaan dan pengawasan yang lebih.

Kegiatan di luar kelas dapat dilakukan di lingkungan sekolah atau juga bisa juga di tempat umum lainnya, misalnya di pasar, kebun binatang, kantor pos, museum, tempat wirausaha. Tentu pemilihan tempat ini harus disesuaikan dengan materi yang ada pembelajaran. Misal, jika ada materi terkait jual beli atau kegiatan ekonomi tentu pemilihan lokasi yang tepat bisa saja di pasar atau salah satu tempat usaha yang ada disekitar sekolah. Pemilihan lokasi yang tepat ini, juga akan memudahkan anak dalam belajar dan mempraktikannya secara langsung. Hal terpenting dari belajar di luar kelas ini adalah anak dapat belajar secara aktif, menyenangkan dan mengalami langsung. Selain anak menjadi lebih betah untuk belajar, ternyata ini kegiatan ini juga dapat mengasah softskill anak. Contohnya anak menjadi lebih tanggap, berani, terampil berkomunikasi, dan memiliki kepekaan diri untuk semakin peduli terhadap diri sendiri, keluarga, sesama dan juga lingkungan.

3.       Berikan Tugas yang Kontekstual

Kebiasaan guru dengan memberikan tugas untuk mengerjakan LKS hingga berlembar-lembar tentu hal ini akan menjadikan beban bagi mereka. Pemberian tugas yang seperti ini, jika dilakukan terus menerus tentu akan membuat mereka menjadi tidak betah dan menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi sesuatu yang membosankan. Oleh karena itu, guru harus mulai mengubah cara pandang, ketika memberikan tugas kepada anak didiknya. Tugas yang diberikan harus lebih bervariasi dan menyenangkan. Untuk anak didik kita yang di kelas bawah, ajaklah merka untuk berkreasi misalnya ajak anak untuk berhitung dengan kegiatan meronce manik-manik menjadi gelang atau kalung. Anak juga dapat di ajak untuk membuat kartu kosa kata bahasa inggris yang dapat mereka kreasikan sendiri.

Selain contoh di atas, anak juga dapat diberikan tugas untuk membuat suatu karya atau produk tertentu, mempraktikan suatu tari, kegiatan mewawancarai salah satu tokoh atau membuat video/vlog tentang suatu materi yang sedang kita ajarkan. Tugas yang bervariasi dengan mempertimbangkan kemampuan dan potensi peserta didik diharapkan anak didik kita dapat dengan mudah untuk memahami materi, sehingga ilmu yang mereka dapatkan dapat bertahan lebih lama, karena mereka langsung mempraktikannya.

Itulah beberapa hal yang harus kita lakukan agar anak didik kita lebih betah dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara monoton, akan membuat kegiatan menjadi cenderung menjenuhkan dan membosankan. Oleh karena itu, guru harus mulai mengubah cara pembelajaran dan pemberian tugas menjadi lebih bervariasi dan menyenangkan. Agar anak didik kita lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, ilmu mudah diserap dan bertahan lama, serta mampu mengasah softskills mereka. Mulailah lakukan perubahan agar anak kita menjadi lebih betah, misalnya dengan melakukan kesepakatan bersama sebelum pembelajaran dimulai, mengajak anak untuk belajar di luar kelas serta memberikan tugas yang kontekstual. Itulah beberapa hal yang dapat saya tulis di halaman ini, semoga artikel ini bermanfaat bagi Bapak dan Ibu guru.


Setiono, S.Pd., Gr.
Setiono, S.Pd., Gr. Seorang guru MI yang menyukai dunia blogging dan teknologi.

Post a Comment for "Lakukan 3 Hal Ini Agar Muridmu Betah Saat Belajar"