Inilah Cara Guru Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak. Guru Wajib Tahu...
Pada saat guru memberikan materi pelajaran, tentu biasanya kita akan
menemukan beberapa anak yang langsung paham dan ada juga yang tidak. Untuk anak
yang belum dapat memahami pelajaran, tentu ini akan menjadi pekerjaan tambahan
bagi kita. Jika kita sebagai guru membiarkan anak tersebut dalam kesulitan,
tentu hal ini bukan keputusan yang bijak.
Kadang ada beberapa guru yang menganggap bahwa anak yang belum
paham, ketika materi kembali diulangi justru hanya akan menghabiskan waktu dan membuat
guru hanya fokus di satu kompetensi dasar, padahal dalam suatu mata pelajaran,
biasanya ada beberapa kompetensi dasar yang harus diajarkan. Hal inilah yang
kadang menjadi pertimbangan guru untuk tetap melanjutkan ke bab berikutnya,
meskipun masih ditemukan ada beberapa anak yang masih belum paham dengan materi
yang sebelumnya dipelajari.
Jika masih ada guru yang
berpikiran seperti itu, maka guru tersebut tidak memahami bahwa setiap anak itu,
memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Jika guru menyamakan dengan anak yang
memiliki kemampuan cepat, tentunya hal ini merupakan sesuatu yang dipaksakan.
Ingatlah, tujuan utama kita mengajar itu bukan untuk berlomba-lomba
menyelesaikan suatu kompetensi dasar pada suatu mata pelajaran.
Memang harus ada target dalam waktu tertentu kita harus
menyelesaikan suatu kompetensi dasar, tetapi jika kita mengabaikan kebutuhan
khususnya bagi anak yang mengalami kesulitan belajar, tentu ini merupakan
tindakan yang tidak berkeadilan. Kita sebagai guru tentu berharap agar anak
didik kita dapat memahami semua materi yang kita berikan. Oleh karena itu, guru
harus melakukan beberapa cara agar permasalahan kesulitan belajar pada anak ini
dapat diselesaikan dengan baik. Berikut ini adalah beberapa cara mengatasinya
permasalahan tersebut. Simak penjelasan lebih lengkapnya berikut ini.
Mengganti metode pembelajaran
Jika masih ditemukan adanya murid yang mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi. Kemungkinan salah satu penyebabnya adalah penggunaan metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Masih ada guru yang selalu menggunakan metode ceramah di setiap mengajar. Padahal suatu mata pelajaran ada kompetensi dasar yang harus di lakukan dengan menerapkan metode eksperimen, penemuan terbimbing, demonstrasi, karya wisata dan lainnya.
Jika suatu materi semua dipaksakan menggunakan metode ceramah, hal ini tentu
akan mempersulit anak dalam memahami suatu konsep. Maka sebelum guru
menyampaikan materi, guru harus terlebih dahulu memilih metode yang sesuai
dengan materi yang akan di ajarkan. Pemilihan metode yang tepat akan memudahkan
anak dalam menyerap materi dan memahami konsep yang diajarkan.
Contohnya, ketika guru kelas enam sekolah dasar akan mengajarkan
tentang konsep rangkaian listrik seri dan paralel maka metode yang tepat adalah
menggunakan metode eksperimen, jika guru memaksakan menggunakan metode ceramah,
tentu materi rangkaian listrik akan sulit dipahami oleh anak. Materi ini akan mudah dipahami, apabila anak
langsung mempraktikan membuat rangkaian listrik. Melalui metode eksperimen anak
dapat memahami bagaimana proses pembuatan rangkaian listrik, komponen-komponen
listrik dan fungsinya serta ciri dari masing-masing rangkaian. Dengan anak membuat
rangkaian tersebut, secara tidak langsung anak akan menemukan sendiri konsep
dari materi yang sedang kita ajarkan, melalui kegiatan ini juga nantinya ilmu
yang diperoleh anak akan bertahan lebih lama, karena anak langsung mencobanya.
Berikan waktu tambahan diluar jam pembelajaran
Jika ada anak yang mengalami kesulitan dalam memahami materi
pelajaran, maka salah satu cara lain yang dapat dilakukan oleh guru adalah
dengan memberikan jam tambahan untuk anak tersebut. Guru dapat membuat jadwal
pertemuan untuk jam tambahan tersebut dengan terlebih dahulu menawarkan dan
menanyakan pada anak yang bersangkutan. Jika anak menyetujui hal tersebut, guru
dapat memberikan jam tambahan di luar jam pembelajaran, agar tidak mengganggu
yang lainnya.
Guru dapat memberikan jam tambahan saat di jam istirahat atau setelah pulang sekolah. Dengan memberikan pendampingan dan bimbingan khusus kepada anak tersebut, guru dapat lebih fokus dalam memberikan penjelasan yang disesuaikan dengan kemampuannya. Diharapkan dengan memberikan jam tambahan secara rutin, anak-anak yang memiliki masalah kesulitan belajar tersebut, secara perlahan mulai dapat memahami materi. Jumlah pertemuan ini dapat disesuaikan dengan tingkat pemahaman anak, jika setelah melakukan pertemuan satu sampai tiga kali pertemuan, anak sudah memahami, maka guru dapat menghentikan pendampingan ini. Tentu untuk dapat mewujudkan hal tersebut perlu adanya kemauan dan kesediaan dari kedua belah pihak yaitu guru dan anak.
Sering ajak untuk berlatih
Jika anak memiliki kesulitan belajar maka guru dapat memberikan soal
latihan setiap harinya. Jumlah soal latihan tidak perlu terlalu banyak. Setiap
anak nantinya diminta untuk mengerjakan soal tersebut. Berikan durasi waktu
untuk menyelesaikan soal-soal tersebut. Lakukan kegiatan latihan soal ini, di
awal pembelajaran sebelum masuk pada pembelajaran inti. Guru dapat memasang
waktu 10-15 menit saja untuk kegiatan ini. Kegiatan latihan ini juga dapat
dimanfaatkan untuk apersepsi atau mengulang kembali materi yang sudah pernah
diajarkan sebelumnya.
Tentunya saat pertama kali
kita menjelaskan suatu materi, misalkan kita akan mengajar konsep tentang operasi
penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat, maka biasanya setelah kita
memberikan penjelasan dan latihan soal, biasanya kita akan menemukan beberapa
anak yang masih belum memahami konsep tersebut. Agar anak-anak tersebut, lebih
paham terkait dengan operasi bilangan bulat maka guru dapat memberikan soal
latihan terkait operasi bilangan bulat. Selama anak diminta untuk mengerjakan
soal latihan, maka guru dapat mengawasi dan mendampingi khususnya untuk anak yang
mengalami kesulitan, bantulah mereka jika ia menemui kesulitan.
Setelah semua anak mengerjakan soal latihan tersebut, selanjutnya guru membahas semua soal tersebut di papan tulis. Sebelumnya, mintalah masing-masing anak untuk menukarkan jawaban mereka untuk dikoreksi bersama. Setelah guru membahas sambil mengingatkan kembali tentang konsep tersebut, hitunglah berapa anak yang salahnya masih banyak, sehingga guru nantinya dapat memberikan tindakan khusus pada anak tersebut. Dengan memberikan latihan setiap hari, nantinya diharapkan anak dapat terus mengingat konsep yang sudah dipelajari.
Tetap optimis dan selalu melakukan kegiatan refleksi
Memiliki anak yang mengalami kesulitan belajar tentu bukan kita saja
yang mengalami, tetapi hampir semua guru di Indonesia juga akan mengalami
permasalahan seperti ini. Hal ini tentu wajar mengingat di dalam satu kelas
tentu anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda, jadi jangan sampai kita
membandingkan antara kemampuan satu anak dengan yang lainnya, karena pasti
mereka masing-masing melalui proses yang tidak sama. Ada anak yang mudah dan
cepat dalam memahami suatu konsep dan ada juga yang tidak.
Kita jangan sampai mengganggap anak-anak yang mengalami kesulitan
belajar ini sebagai beban, tetapi jadikan ini sebagai kesempatan untuk membantu
anak didik kita yang belum paham agar menjadi paham seperti yang lainnya. Kita
harus selalu optimis dalam membimbing mereka yang mengalami kesulitan Kita
harus percaya, bahwa suatu proses yang dilakukan dengan niat yang baik dan
sungguh-sungguh, pasti akan menemui hasil akhir yang baik juga.
Tetaplah bersabar dan jangan lupa untuk tetap melakukan kegiatan
refleksi diri di setiap akhir pembelajaran. Hal ini sangat penting dilakukan
agar kita dapat mengetahui segala hal yang telah kita lakukan selama proses
pembelajaran, kelebihan dan kekurangan kita dan hal-hal apa saja yang perlu
kita perbaiki agar di pembelajaran yang selanjutnya dapat berjalan lebih
maksimal dan anak didik kita dapat dengan mudah menyerap dan memahami materi
yang kita ajarkan. Teruslah membantu anak-anak kita yang mengalami kesulitan
belajar, terus hargailah prosesnya sampai anak-anak kita bisa.
Post a Comment for "Inilah Cara Guru Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak. Guru Wajib Tahu..."